Senin, 25 Maret 2013

Pengkondisian Operan

Judul Kata Kunci     : Pengkondisian Operan
Kelompok                  : 1
Anggota Kelompok   :


Carmelo Tumanggor      - 111402004
Wilson Kongadian         - 111402030
Hans Noel                      - 111402074
Ossie Zarina P                - 111402078
Royananda                     - 111402108


Hasil Diskusi

Pengkondisian operan berhubungan langsung dengan teori belajar untuk menjelaskan proses di mana seseorang memperoleh pola perilaku. Menurut sumber yang kami dapat, Pengkondisian Operan adalah Sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi.


Adapun tokoh-tokoh yang berhubungan dengan pengkondisian yaitu:
Ivan Pavlov (Pengkondisian Klasik)

B.F. Skinner (Pengkondisian Operan)

Disini kami mengambil satu tokoh yang berhubungan dengan Pengkondisian Operan yaitu B.F Skinner (1904 - 1990) atau lebih lengkapnya Burrhus Frederic Skinner adalah seorang psikolog Amerika Serikat terkenal dari aliran behaviorisme. 

Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu keluarnya teori S-R (Stimulus - Response, oleh John Dollard dan Neil E. Miller). Pada waktu itu model kondisian klasik dari Pavlov telah memberikan pengaruh yang kuat  pada pelaksanaan penelitian. Istilah-istilah seperti cues (pengisyaratan), purposive behavior (tingkah laku purposive) dan drive stimuli (stimulus dorongan) dikemukakan untuk menunjukkan daya suatu stimulus untuk memunculkan atau memicu suatu respon tertentu.

Namun, Skinner tidak sependapat dengan teori tersebut. Menurut Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungannya. Inti pemikiran Skinner adalah setiap manusia bergerak karena mendapat rangsangan dari lingkungannya. Sistem tersebut dinamakan "cara kerja yang menentukan" (pengkondisian operan). Setiap makhluk hidup pasti selalu berada dalam proses bersinggungan dengan lingkungannya. Di dalam proses itu, makhluk hidup menerima rangsangan atau stimulan tertentu yang membuatnya bertindak sesuatu. Rangsangan itu disebut stimulan yang menggugah. Stimulan tertentu menyebabkan manusia melakukan tindakan-tindakan tertentu dengan konsekuensi-konsekuensi tertentu.

Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm. 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:
  1. Belajar itu adalah tingkah laku.
  2. Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
  3. Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.
  4. Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.
Contoh konkret pada mahasiswa TI: Suatu ketika kami diberi tugas untuk membuat website dinamis, padahal sebelumnya kami belum pernah mencoba website seperti itu. Maka demi mencapai tujuan yang diharapkan, mulailah kami mempelajari bahasa-bahasa pemrograman seperti PHP, JavaScript, CSS, AJAX, dll, untuk membentuk website yang dinamis. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya suatu proses yang memaksa kita untuk belajar hal-hal baru guna mencapai suatu tujuan.


Testimoni 

Pengkondisian operan menurut saya ialah proses penguatan prilaku operan (pengutan) yang dapat mengakibatkan prilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan. Pengkondisian operan juga biasa dilakukan dalam proses pembelajaran dengan kondisi yang dilami secara langsung atau biasa diperankan dikehidupan sehari-hari dari prilaku yang menghasilkan perubahan dalam prilaku yang diulang-ualngi secara berkala.
 

 Jadi kesimpulannya kita akan  mengingat proses belajar yang telah kita dilalui baik itu disengaja ataupun tidak disengaja. Bila suatu saat kita  ingin melakukan hal yang sama di kemudian hari kita akan mengingat proses belajar yang telah kita lalui dan kemudian melakukannya kembali di kemudian hari...

 contoh dalam kehidupa sehari-hari:


Seorang mahasiswa baru yang baru pertama sekali berangkat kekampusnya yang belum tau jalan yang cepat dan lancar untuk menuju kampusnya. Pertama dia masi mengikuti angkutan umum yang menuju kampusnya lalu dia belajar dan mencari jalan yang lebih cepat lalu setelah dia mengetahui ada jalan yang lebih cepat menuju kampusnya dia tidak lagi mengikuti angkutan umum tersebut melainkan jalan melalui jalan yang lebih cepat yang sudah ditemukannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar